Wajib bagi setiap yang mengaku dirinya mu’min,untuk berhati-hati dalam menerima sebuah berita dan menukil berita tersebut
Berhati-hati dengan jalan tabayyun, yaitu dengan mencari kejelasan sebuah kabar yang belum jelas yang datang kepadanya
Karena jika sunnah tabayyun yang mulia ini tidak dijalankan,
maka akan terjadi kerusakan dan musibah yang disebabkan meninggalkan tabayyun
Dengan meninggalkan tabayyun dan langsung menerima sebuah kabar yang belum jelas kebenarannya,maka perbuatan mempercayai hal itu akan mendatangkan penyesalan dan malu disebabkan kecerobohan meninggalkan tabayyun
Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
“Wahai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”.
[ Al-Hujraat : 6]
Karena kebenaran pasti akan mengalahkan kebatilan
إن الحق يدفع الباطل
“Sesungguhnya kebenaran pasti mengalahkan kebenaran”
Sunnah Tabayyun itu kepada yang dituduh (difitnah) bukan kepada yang menuduh ( menfitnah).
Sadar atau tanpa sadar dengan meninggalkan tabayyun termasuk telah mendukung kedustaan yang ada
Dan Perkataan yang dusta digolongkan sebagai dosa besar
Nabi صلى الله عليه وسلم
Bersabda:
أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ قَالَ قَوْلُ الزُّورِ أَوْ قَالَ شَهَادَةُ الزُّورِ
“Maukah kalian aku beritahukan tentang dosa besar yang paling besar, lalu beliau menjelaskan, berkata dusta atau kesaksian dusta”. (HR.Bukhari & Muslim)