Ibnul Qayyim رحمه الله berkata,
“Sumber dari semua fitnah (kerusakan) adalah karena mendahulukan akal di atas syari’at dan mengedepankan hawa nafsu di atas akal sehat.
Sebab yang pertama merupakan sumber munculnya fitnah syubhat, sedangkan sebab yang kedua merupakan sumber munculnya fitnah syahwat.
Fitnah syubhat bisa ditepis dengan keyakinan, sedangkan fitnah syahwat dapat ditepis dengan kesabaran.
Oleh kerana itulah Allah سبحانه وتعالى menjadikan kepemimpinan dalam agama terkait pada kedua perkara ini.
Allah berfirman ,
وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يُوقِنُونَ
“Dan Kami menjadikan diantara mereka para pemimpin yang memberikan petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka bersabar dan meyakini ayat-ayat Kami.”
(As-Sajdah: 24).
Hal ini menunjukkan bahwa dengan sabar dan yakin akan diperoleh kepemimpinan dalam hal agama.
Allah juga memadukan keduanya di dalam firman-Nya
إوَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
“Mereka saling menasehati dalam kebenaran dan saling menasehati dalam kesabaran.”
(Al-’Ashr: 3).
Saling menasehati dalam kebenaran merupakan sebab untuk menjaga dari fitnah syubhat, sedangkan saling menasehati untuk menetapi kesabaran merupakan jalan untuk menjaga dari fitnah syahwat…”
(Ighatsat al-Lahfan hal. 669)
Kebodohan merupakan malapetaka Ahli Ibadah.
Sedangkan malas beramal adalah malapetaka Ahli ilmu.
Dan Yakin atas kebenaran Islam tidak diperoleh kecuali dengan sabar dalam menuntut ilmu syar’i, disertai dengan giat beramal sesuai dengan ilmu syar’i.
Wallahu a’lam.
Abu Yusuf Masruhin