Tidak ada satupun manusia yang mengetahui kapan datangnya musibah.
Seandainya mereka mengetahui sebelum kejadiannya, niscaya tidak ada faedahnya perintah bersabar diatasnya.
Allah berfirman,
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلا بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. “(At-Taghabun: 11)
Musibah itu tidak ada yang terlepas dari kehendak Allah.
Ibnu Abbas berkata maknanya bahwa musibah itu datangnya dengan perintah Allah, yakni dengan kekuasaan dan kehendak-Nya.
{وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ}
Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (At-Taghabun: 11)
{وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ}
Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. (At-Taghabun: 11)
Yakni ketika misibah datang menimpa dia mengembalikan segala sesuatunya kepada Allah dan mengatakan:
{إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ}
Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan hanya kepada-Nyalah kami dikembalikan. (Al-Baqarah: 156)
Mereka yang beriman bahwa musibah itu semua atas takdir dari Allah, maka Allah akan memberi petunjuk kepadanya, dan memberinya kemampuan untuk bersabar diatasnya.
Diringkas dari Tafsir Ibnu Katsir
Abu Yusuf Masruhin Sahal, Lc