Sekarang ini, kaum muslimin sedang mengalami masa sulit dengan ujian wabah Covid 19 (penyakit karena virus corona). Tidak hanya menyempitkan masalah ekonomi, ibadahpun juga mengalami kesulitan.
Namun kita harus yakin, bahwa ujian ini pasti akan berhenti, tidak selamanya manusia diuji oleh Allah.
Dalam kehidupan di dunia manusia tidak akan luput dari berbagai cobaan, baik kesusahan maupun kesenangan, sebagai sunnatullah yang berlaku bagi setiap insan, yang beriman maupun kafir. Allah berfirman,

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُم بِٱلشَّرِّ وَٱلْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ.
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” [Al Anbiya’: 35]

Berkata Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar,
Dan ketika keabadian untuk selain Allah itu sudah ditiadakan, maka setiap jiwa itu akan mati di dunia. Dan Kami berinteraksi dengannya dengan mengujinya menggunakan cobaan dan kenikmatan, serta kesengsaraan dan kesejahteraan supaya Kami bisa melihat apakah kalian akan bersabar saat menderita dan bersyukur saat mendapat nikmat? Dan hanya kepad Kami, kalian akan dikembalikan untuk dihisab dan dibalas.
(Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir, Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar)

Dan yakinlah ..!
Badai pasti akan berlalu.
Ujian itu Allah berikan hanya sebatas kemampuan seorang hamba.

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
“Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.
(Mereka berdoa) : Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Beri ma’aflah kami ; ampunilah kami ; dan rahmatilah kami. Engkau penolong kami maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.” (Al-Baqarah : 286)

Semua musibah ini sudah ditulis oleh Allah, janganlah kita berputus asa.

مَاۤ أَصَابَ مِن مُّصِیبَةࣲ فِی ٱلۡأَرۡضِ وَلَا فِیۤ أَنفُسِكُمۡ إِلَّا فِی كِتَـٰبࣲ مِّن قَبۡلِ أَن نَّبۡرَأَهَاۤۚ إِنَّ ذَ ٰ⁠لِكَ عَلَى ٱللَّهِ یَسِیرࣱ.
لِّكَیۡلَا تَأۡسَوۡا۟ عَلَىٰ مَا فَاتَكُمۡ وَلَا تَفۡرَحُوا۟ بِمَاۤ ءَاتَىٰكُمۡۗ وَٱللَّهُ لَا یُحِبُّ كُلَّ مُخۡتَالࣲ فَخُورٍ.
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.”[Al-Hadid: 22 – 23]

Dan bagi mereka yang bersabar, lalu beriman bahwa itu semua adalah takdir Allah, maka Allah akan beri dia hidayah.

مَاۤ أَصَابَ مِن مُّصِیبَةٍ إِلَّا بِإِذۡنِ ٱللَّهِۗ وَمَن یُؤۡمِنۢ بِٱللَّهِ یَهۡدِ قَلۡبَهُۥۚ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَیۡءٍ عَلِیمࣱ.
“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”[At-Taghabun: 11]

Bagi setiap mukmin, akhir dari ujian itu adalah kemudahan.
Sebagai janji Allah,

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”(Al-Insyiroh: 5-6)

Bala cobaan ada masa kesudahannya yang waktu rentangnya diketahui oleh Allah, maka orang yang mendapat ujian ini harus bersabar hingga masa datangnya ujian ini berakhir. Kalau dia tidak bersabar sebelum waktunya berlalu, maka kekalutan dan keluh kesahnya tidak akan bermanfaat.
Maka yang wajib adalah bersabar. Meskipun doa itu disyariatkan, namun doa juga tidak berrguna tanpa adanya kesabaran ini.
Dan orang yang berdoa tidak boleh tergesa-gesa, hendaknya dia bersabar menanti terkabulnya doa, pasrah kepada Rabb yang Maha bijak, bisa jadi musibah itu sebagai hukuman atas dosanya, sehingga terhapus dengan musibah dosanya.
Mereka yang tergesa-gesa, seperti mau mrncampuri ketentuan Dzat yang Maha mengatur yang akan mengabulkan doa hambanya sesuai dengan takdir yang telah Dia tetapkan.
Sabar harus dilakukan, perbaikan diri harus diupayakan, dan tidak pernah putus asa kepada harapan Rabbnya, selalu ridho kepada takdirnya karena Rabbnya yang lebih tahu atas kebaikan dirinya dari dirinya sendiri.
(Shoidul Khotir, Imam Ibnul Jauzy)
Wallohu a’lam.

?Abu Yusuf Masruhin Sahal, Lc

Open chat
Klik di sini
Assalamu alaykum
Ada yang bisa dibantu ?