Mempelajari Adab (akhlaq) Sebelum Mempelajari Ilmu
Ketahuilah bahwa ulama salaf (generasi awal) sangat perhatian sekali pada masalah adab (akhlak). Mereka pun mengarahkan murid2nya mempelajari adab sebelum menggeluti suatu bidang ilmu dan menemukan berbagai macam khilaf (perbedaan) ulama.
Imam Ali bin Abi Tholib ra putra mantu Nabi Muhammad saw pernah mengajarkan kepada putra-putranya :
اَدِّبُهُمْ وَعَلِّمُهُمْ
” Ajarkanlah mereka tentang adab (akhlaq) dan ajarkanlah mereka tentang ilmu “.
Imam Darul Hijrah, Imam Malik rahimahullah pernah berkata kepada seorang pemuda Quraisy :
تعلم الأدب قبل أن تتعلم العلم
“ Pelajarilah adab (akhlaq) sebelum mempelajari suatu ilmu “.
Kenapa sampai para ulama salaf mendahulukan mempelajari adab sebelum yang lainnya…? Sebagaimana Yusuf bin Al Husain berkata :
بالتعلم الأدب تفهم العلم
“ Dengan mempelajari adab (akhlaq), maka engkau jadi mudah memahami ilmu “.
Syaikh Sholeh Al ‘Ushaimi rahimahullah berkata : “ Dengan memperhatikan adab (akhlaq), maka akan mudah meraih ilmu. Dan sedikit perhatian pada adab, maka ilmu akan disia-siakan “.
Oleh karenanya, para ulama sangat perhatian sekali mempelajarinya. Ibnul Mubarak (Tabi’ut tabi’in) rahimahullah berkata :
تعلمنا الأدب ثلاثين عاماً، وتعلمنا العلم عشرين عاماً.
“Kami mempelajari masalah adab (akhlaq) itu selama 30 tahun sedangkan kami mempelajari ilmu selama 20 tahun “.
Ibnu Sirin (Tabi’in) rahimahullah berkata :
كانوا يتعلمون الهديَ كما يتعلمون العلم
“ Mereka para ulama dahulu (salaf) mempelajari petunjuk (adab/akhlaq) sebagaimana mereka mempelajari suatu ilmu.”
Makhlad bin Al Husain (Tabi’ut tabi’in) rahimahullah berkata pada Ibnul Mubarak rahimahullah
نحن إلى كثير من الأدب أحوج منا إلى كثير من حديث
“ Kami lebih butuh dalam mempelajari adab daripada banyak menguasai hadits “.
Sikap inilah yang terjadi di zaman beliau, tentu di zaman kita ini adab (akhlak) seharusnya lebih serius untuk dipelajari n dipahami.
Imam Adz Dzahabi rahimahullah menyebutkan, bahwa ‘Abdullah bin Wahab rahimahullah berkata :
ما نقلنا من أدب مالك أكثر مما تعلمنا من علمه
“ Yang kami nukil dari imam Malik (guru Asy Syafi’i) lebih banyak dalam hal mempelajari adab (akhlaq) ketimbang ilmunya “.
Imam Malik juga pernah berkata : ” Dulu ibuku menyuruhku untuk duduk bermajelis dengan Robi’ah Ibnu Abi ‘Abdirrahman -seorang faqih (alim) di kota Madinah di masanya, dan Ibuku berkata :
تعلم من أدبه قبل علمه
“ Pelajarilah adab (akhlaq) darinya sebelum mengambil ilmunya “.
Imam Abu Hanifah lebih senang mempelajari kisah2 kehidupan para ulama sebelum menguasai bab fiqih. Karena dari situ beliau banyak mempelajari adab (akhlaq).
Imam Abu Hanifah rahimahullah berkata :
الْحِكَايَاتُ عَنْ الْعُلَمَاءِ وَمُجَالَسَتِهِمْ أَحَبُّ إلَيَّ مِنْ كَثِيرٍ مِنْ الْفِقْهِ لِأَنَّهَا آدَابُ الْقَوْمِ وَأَخْلَاقُهُمْ
“ Belajar tentang kisah-kisah para ulama (ahlu sunnah) dan duduk bersama mereka lebih aku sukai daripada menguasai beberapa bab fiqih.
Karena dalam kisah mereka diajarkan berbagai adab (akhlaq) dan sikap mulia mereka “.
Sebagaimana dalam mahfudhot (kata-kata mutiara arab) dijelaskan :
ليس الجمال بأثواب تزيننا ، إن الجمال جمال العلم والأدب
” Bukanlah keindahan itu dengan pakaian yang selalu menghiasi kita, (akan tetapi) sesungguhnya keindahan itu adalah keindahan dengan ilmu dan adab (akhkaq) “.
Alloh Ta’ala telah menyanjung pribadi Nabi saw dalam firman-Nya :
وَإِنَّكَ لَعَلَي خُلُقٍ عَظِيْمٍ
” Dan sesungguhnya kamu (wahai Muhammad), benar-benar memiliki budi pekerti yang mulia “.
(Qs: Al Qolam:4).
Maroji’ :
– Kitab Tafsir Ibnu Katsir, Maktabah Taufiqiyah (Kairo, Mesir).
– Kitab Siyar Alam An Nubala’, Li Imam Adzahabi.
– Kitab Tazkiyatun Nufus, Ibnu Qoyyim, Imam Al Ghozali & Ibnu Rojab Hambali.
Mudah-mudahan kita semua betul-betul memiliki adab-adab (akhlaq) yang mulia dan dapat diwujudkan dalam kehidupan keluarga maupun di masyarakat dan menjadi teladan yang sholih bagi keluarga kita dan orang lain. Aamiin
جزاكم الله خيرا باهتمامكم
Kiriman Ust. Andri Kurniawan